Produk

Batu Pecah / Batu Split / Coral

13.8.20,0 Comments

PT. RATNA sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang Pengadaan Jasa Konstruksi dan Barang, yang berada di Kabupaten Pacitan Jawa Timur. untuk memenuhi kebutuhan pembangunan juga menyediakan batu pecah. Batu pecah / batu split / batu belah adalah material bangunan yang diperoleh dengan cara membelah / memecah batu yang berukuran besar menjadi ukuran kecil, menggunakan mesin penghancur (Stone crusher). Secara umum, fungsi utama batu split adalah sebagai bahan campuran untuk pembuatan beton cor, Aspal hotmix dll.

Untuk Order / pemesanan dapat melalui Kontak

Pengertian Jenis Batu Pecah/ Split dan Kegunaannya

Setelah batu-batuan kecil sudah didapatkan, tentunya terdapat banyak ukurannya. Jika proses pembelahan dilakukan dengan cara manual, sudah pasti ukurannya tak akan sama antara satu dengan yang lainnya.
Maka dari itu, batu split pun memiliki ragam ukuran dan jenisnya. Batu hasil pembelahan itu kemudian disortir agar bisa dikelompokkan sesuai ukurannya. Apa saja jenis bebatuan belah tersebut? Berikut daftarnya:

Agregat A
Bebatuan belah yang termasuk dalam golongan agregat A, tergolong dalam batuan sirtu. Komposisinya terdiri atas bahan pasir dan juga batu. Ukuran pasirnya berkisar antara 10 hingga 20 mm. Sedangkan batunya memiliki dua kisaran ukuran. Yakni berkisar antara 20 sampai 30 mm, serta kelompok ukuran 30 hingga 50 mm. Batu belah pada kelompok A ini umum dipakai sebagai bahan untuk melakukan pencecoran, baik untuk tembok maupun bahan campuran untuk beton.

Agregat B
Ditinjau dari segi ukuran, agregat B sangat mirip dengan kelas A. Ukurannya berkisar antara 20 sampai 50 mm sesuai kelompoknya. Hanya saja, batuan belah di kelompok B ini memiliki sedikit kandungan tanah atau lumpur. Biasanya, batu split di kelompok ini dipakai sebagai bahan untuk perbaikan jalan, maupun perkerasan aspal jalanan.

Agregat C
Batu belah di kelompok C biasa dikenal dengan batu alas oleh praktisi konstruksi. Hal ini memiliki alasan, karena batu belah di kelompok C ini sering dipakai sebagai alas bahan pengurugan tanah. Bahan pembentuk batu di kelompok ini adalah pasir abu, tanah, dan komposisi pembentuk batu lainnya.

Batu Split 3/5 atau Batu Split 3-5
Batu belah atau split yang dikategorikan 3/5 memiliki ukuran yang besar. Biasanya kelompok ini diisi dengan batu berukuran 30 hingga 50 mm. Selain digunakan untuk bahan campuran alas aspal jalanan dan material lainnya, Anda akan lebih sering melihat batu ini sebagai alas dari bantalan rel kereta untuk mengurangi getaran ketika kereta berjalan melintasinya. Selain itu, batu di kelas ini juga dipakai sebagai bahan penambah berat untuk pipa yang ditanam di dasar laut, serta bahan campuran untuk beton.

Batu Split 1/2 (Batu Split 1-2) dan Batu Split 2/3 (Batu Split 2-3)
Bebatuan belah di kelompok ini ukurannya sedang-sedang saja, berkisar antara 10 sampai 20 mm dan 20 mm- 30 mm. Batu di kelompok ini sangat cocok sebagai bahan tambahan untuk material cor utuk pembangunan gedung. Proyek konstruksi dengan skala kecil hingga besar sering menggunakan batu di kategori ini. Beberapa proyek yang menggunakannya seperti landas pacu lapangan terbang, dermaga pelabuhan, jembatan, rumah dan berbagai proyek lainnya.

Batu Screen
Sering disebut dengan batu screening, bebatuan ini memiliki ukuran 5 sampai 10 mm. Cukup kecil, sehingga sering menjadi bagian dari material perkerasan jalan atau aspal. Batu di kelas ini memiliki fungsi pembentuk struktur, sehingga sering digunakan untuk pekerjaan alas aspal hingga lapis ketiga. Ukurannya yang kecil, umumnya didapatkan dengan proses pembelahan menggunakan mesin pemecah batu, alias stone crusher.

Batu Abu
Seperti namanya, batu belah atau split pada kelompok ini memiliki ukuran yang sangat kecil, 0 sampai 5 mm saja. Batu di kelas ini lebih sering dikenal dengan sebutan kerikil. Teksturnya sangat halus, tetapi masih lebih kasar dibandingkan dengan pasir. Karena bentuknya tersebut, seringkali batu abu dijadikan bahan alternatif pengganti pasir.

Batu Gajah
Berbeda dengan batu abu, batu gajah memiliki ukuran yang paling besar jika dibandingkan dengan kelompok lainnya. Umumnya, batu gajah dipakai untuk memperkuat struktur pondasi bangunan atau beton cor yang berada di kawasan dekat pantai. Misalnya, untuk reklamasi teluk, dinding penahan gelombang ombak, dan pondasi dermaga untuk pelabuhan atau jembatan rekreasional.


You Might Also Like

0 comments: